10/12/08

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan


PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM TIRTAMUSI PALEMBANG
DISUSUN OLEH:
NIKEN SAVITRI
01043110066
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

LATAR BELAKANG
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Pengorganisasian dilakukan untuk mencapai sasaran strategis dari sebuah organisasi yang harus dimulai dengan beberapa tahap, salah satunya yaitu proses mendesain organisasi. Pola hubungan spesifik dalam proses ini disebut struktur organisasi.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal (Robbins,1996:166).
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja (Handoko,2003:169).
Teori mengatakan bahwa ada pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja karyawan di suatu perusahaan, tergantung pada bentuk struktur organisasi yang dipakai perusahaan tersebut.
Struktur organisasi perusahaan cenderung berbeda. Struktur organisasi yang lazim digunakan adalah struktur sederhana, birokrasi dan struktur matriks.
Secara spesifik, struktur hendaknya mengikuti strategi. Jika manajemen membuat suatu perubahan yang penting dalam strategi organisasi, struktur akan perlu dimodifikasikan untuk mengakomodasikan dan mendukung perubahan ini (Chandler, dalam Robbins:183).
Bentuk struktur organisasi yang beraneka cenderung mempengaruhi dimana tiap-tiap bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing.
PDAM Tirtamusi Palembang mempunyai bentuk struktur organisasi yang bersifat fungsional, sehingga pembagian tugas jelas mengingat besarnya probabilitas pengembangan spesialisasi.
Hal ini menunjukkan bahwa struktur organisasi yang digunakan PDAM cenderung ke arah birokrasi, dimana struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan pengaturan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam departemen-departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando (Robbins:176)
Struktur-struktur birokrasi umumnya ditandai oleh adanya semacam inertia, sehingga seringkali menolak perubahan sekalipun perubahan tersebut akan meningkatkan efisiensi. Sekalipun terbentuk, strukturnya cenderung bertahan selama beberapa waktu tertentu, sangat kecil dipengaruhi oleh teknologi baru dan sering kurang peka terhadap perubahan dalam prosedur pelaksanaan pekerjaan yang memungkinkan organisasi bekerja lebih baik (Blau dan Meyer,1987:47-48).
Sebagai perusahaan yang menyediakan barang dan jasa berupa penyediaan air bersih yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari, untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan masyarakat Kodya Palembang dan sekitarnya, PDAM Tirtamusi mempunyai misi antara lain:
“Menyediakan pelayanan air bersih yang sehat serta memenuhi persyaratan kesehatan bagi warga kota Palembang”.
Untuk mencapai misi tersebut perusahaan harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dan terhadap perubahan prosedur pelaksanaan pekerjaan khususnya dalam mencapai misi perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa PDAM Tirtamusi Palembang dengan struktur organisasi fungsional cenderung kurang peka terhadap perubahan, dimana untuk mencapai misi, perusahaan dituntut untuk cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi.
Hal ini berkaitan dengan hasil kinerja karyawan baik secara individual, kelompok maupun organisasi agar dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dan memungkinkan organisasi bekerja lebih baik, sehingga kinerja perusahaan meningkat.
Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Sruktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang”
Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ditarik permasalahan berupa bentuk struktur organisasi yang cenderung berbeda di setiap perusahaan, dimana PDAM Tirtamusi Palembang menggunakan struktur organisasi fungsional yaitu cenderung ke arah birokrasi yang ketat, sehingga cenderung kurang peka terhadap perubahan, dimana perubahan tersebut cenderung bisa mempengaruhi kinerja karyawan dalam menghadapi dan menyikapi peraturan dan prosedur berdasarkan perspektif struktur organisasi.Oleh karena itu rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang?

TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang.

MANFAAT PENELITIAN
Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai struktur organisasi serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan secara lebih mendalam.

Bagi perusahaan
Dapat dijadikan bahan informasi, acuan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam melaksanakan kebijakan perusahaan mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Bagi kepentingan akademis/peneliti lainnya
Dapat dijadikan sebagai dasar dan bahan acuan serta literatur untuk penelitian sejenis lainnya.


METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Menggunakan Conclusive Research Design yaitu Riset Deskriptif yang bertujuan untuk mendekripsikan suatu fenomen/populasi tertentu (Istijanto,2006).

Lokasi Penelitian
PDAM Tirtamusi Palembang yang beralamat di Jl. Rambutan, Ilir Barat II Palembang.

Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh karyawan yang bekerja di lokasi perusahaan tersebut, dimana sampel diambil menggunakan Technic Probability Sampling yang memberikan peluang yang sama bagi anggota populasi untuk menjadi sampel. Penulis menggunakan Technic Simple Random Sampling dari masing-masing bagian dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu: n = N
1+Ne2

VARIABEL PENELITIAN
Klasifikasi Penelitian
Variabel dependent (Y), yaitu kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang.
Variabel independent (X),yaitu struktur organisasi yang terbagi menjadi pembagian kerja (X1), rantai komando (X2), sentralisasi (X3), dan formalisasi (X4).

DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA
Jenis Data
Data Primer
Data Sekunder

Metode Pengumpulan Data
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Lapangan (Field Research)
- wawancara
- kuesioner
- observasi

Instrumen Penelitian
Menggunakan kuesioner dengan skala bukan pembanding (non-comparative scale) dalam bentuk skala LInkert dengan 5 kategori mulai dari “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju”.

Teknik Analisis Data
Analisis Kualitatif
Analisis Kuantitatif
Menggunakan dasar pendekatan angka, dimana data mentah akan diubah menjadi data kuantitatif dengan pemberian kode, yaitu:
- sangat setuju 5
- setuju 4
- ragu-ragu 3
- Tidak setuju 2
- sangat tidak setuju 1
Teknik ini dilakukan dengan mengukur tingkat korelasi antara variabel dependen dan independen dengan menggunakan korelasi dan regresi berganda. Diolah dengan analisis statistik yaitu SPSS dengan persamaan:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e

TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Pengorganisasian
Merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya organisasi, dan lingkungan yang melingkupinya.

Struktur Organisasi
- Dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menggambarkan posisi karyawan dalam perusahaan, siapa atasan dan bawahan mereka, bagaimana aliran wewenang dan pertanggungjawaban, pelaporan dan pelimpahan tugas (Istijanto,2006).
- Menurut Robbins(1996), para manajer perlu menangani 6 unsur utama ketika merancang struktur organisasi mereka, yaitu:
a. Spesialisasi kerja atau pembagian tenaga kerja
b. Departementalisasi
c. Rantai Komando
d. Rentang Kendali
e. Sentralisasi atau Desentralisasi
f. Formalisasi

Penelitian Terdahulu
Pengalaman perusahan Oticon AS, pabrikan alat bantu pendengaran ketiga di dunia tahun 1987, dimana Oticon mengubah struktur yang tadinya ketat dan menyokong kematian perusahaan sehingga rugi hingga 40 juta Dkk, menjadi struktur baru yang memberikan keluwesan yang luar biasa yaitu menghasilkan pengurangan separuh waktu ke pasar pada produk baru, pertumbuhan penjualan 13 persen dalam tahun 1992 dan 23 persen tahun 1993. sementara itu laba meningkat mencapai rekor industri dalam tahun 1993 hingga 1994 dan karyawan menyukai struktur baru tersebut (dikutip dalam Robbins,1996:165).
Tesis yang ditulis oleh Widodo(2000) menunjukkan hubungan antara pembagian kerja dan kepuasan kerja karyawan, dimana pembagian kerja merupakan salah satu unsur terbentuknya struktur organisasi sedangkan kepuasan kerja sangat erat kaitannya bahkan mendorong kinerja karyawan di suatu perusahaan.
Ada konsesus yang menyatakan bahwa pekerjaan yang terspesialisasi dan terstandardisasi sangat efisien dan meningkatkan kontrol terhadap karyawan sehingga manajer puncak dapat membedakan dan segera merasakan penghematan pekerjaan teknik.

Kerangka Konseptual
Struktur Organisasi(X):

- Spesialisasi Kerja(X1)
- Rantai Komando(X2)
- Sentralisasi(X3)
- Formalisasi(X4)

Kinerja (Y):
Kualitas Kerja
Tanggung jawab terhadap pekerjaan
Sikap kooperatif
Kehadiran
Inisiatif karyawan

Hipotesis
Berdasarkan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual penelitian yang dikemukakan di atas serta latar belakang, tujuan,dan telaah teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu:
“Struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang”.

Hasil Penelitian
“Struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang”.

Kesimpulan
Semakin Baik pengaturan struktur organisasi perusahaan maka akan semakin baik juga kinerja karyawan di perusahaan tersebut, dan sebaliknya semakin buruk pengaturan struktur organisasi di suatu perusahaan maka akan semakin buruk pula kinerja karyawan yang di perusahaan yang bersangkutan.